skip to main | skip to sidebar
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam bahasa Arab dengan perantaraan malaikat Jibril. Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya sampai wafat pada tahun 632 M, sesudah itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya dari orang mukmin yang satu kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz (mereka yang hafal al-Qur'an dan dapat membaca dalam hati).
NOQTAH Islamic Calligraphy | Islamic City | Calligraphy Islamic | Islamic Art | Mission Islam | Biddingtons | NLM | Asia Society | Ndukhan | Jamil Arts | Sakkal | Discoveri Islam Art | Muhammadan Art | The Ismaili | Al-Bab | Sakkal | Calligraphy screen Saver | IRCICA | Arabic Calligraphy | Callidesign | Khat Board | Visual Dhikr | UI Calligraphia | Arab Art | | Haji Nurdin | © 2009-2010 NOQTAHCALLIGRAPHY.com FEATURES: | Home | Sejarah Singkat | Produk | Karya Seni | Hubungi Kami | Comments and suggestions please email info@noqtahcalligraphy.com
Selasa, 15 Juni 2010
Sejarah Panjang Seni Kaligrafi Islam
Al-Qur'an selalu memainkan peranan utama dalam perkembangan tulisan Arab. Keperluan untuk merakam al-Qur'an memaksa memperbaharui tulisan mereka dan memperindahnya sehingga ia pantas menjadi wahyu Ilahi.
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad dalam bahasa Arab dengan perantaraan malaikat Jibril. Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya sampai wafat pada tahun 632 M, sesudah itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya dari orang mukmin yang satu kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz (mereka yang hafal al-Qur'an dan dapat membaca dalam hati).
Pada tahun 633, sejumlah huffaz ini terbunuh dalam peperangan yang timbul setelah wafatnya Nabi. Ini memberikan peringatan kepada kaum Muslimin, khususnya Umar bin Khatab. Umar mendesak Khalifah pertama Abu Bakar supaya mengerjakan penulisan al-Qur'an.
Juru tulis Nabi, Zayd bin Thabit diperintahkan menyusun ian mengumpulkan wahyu ke dalam sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan oleh Khalifah ketiga, Usman, pada tahun 651. Penyusunan yang disucikan ini kemudian disalin ke dalam empat atau lima edisi yang serupa dan dikirim ke wilayah-wilayah Islam yang penting untuk digunakan sebagai naskah kitab yang baku.
Abad ke-13, di mana bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan pembangunan kembali di negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat serbuan Jengis Khan (1155-1227) dan pasukan Mongolnya, dan memuncak dengan ditaklukannya Bagdad oleh putranya Hulagu pada tahun 1258 dan kejatuhan terakhir kekhalifahan Abbasiyyah.
Pembangunan kembali hampir secara langsung oleh pemantapan kekuasaan Mongol, dan putera Hulagu, Abaga (1265-82), adalah penguasa pertama yang memberikan gelas Il- Khan (penguasa Suku) bagi dinasti baru tersebut.
Adalah sangat menakjubkan bahwa Islam mampu, setelah dihancurkan sedemikian rupa, bangkit kembali dan meneruskan vitalitasnya yg tak pernah berkurang. Kurang dari setengah abad setelah kehancuran Bagdad, Islam memperoleh kemenangan atas penakluknya yang kafir, sebab, tidak hanya buyut Hulagu, Ghazan (1295-1305) memeluk Islam, melainkan dia juga yang menjadikan Islam sebagai agama resmi seluruh negeri yang diperintahnya.
Ghazan menjadi seorang Muslim ya terpelajar, teguh dan membaktikan sebagian besar hidupnya demi kebesaran Islam dan kebangkitan kembali kebudayaannya. Dia memberikan dorongan yang amat besar terhadap seni Islam, termasuk kaligrafi dan penyalinan buku!
Tradisi ini dilanjutkan oleh saudara dan penggantinya Uljaytu (1306-16), yang pemerintahannya berlimpah dengan kebesaran seni dan kemajuan sastra. Dia beruntung memiliki menteri dua tokoh yang berpikiran terang, Rashid al-Din dan Sa'd al-Din, yang mendorong dia melindungi kaum terpelajar, para seniman dan ahli kaligrafi.
Di bawah kekuasaannya, seni kaligrafi dan penerangan Il-Khanid mencapai puncaknya, sebagaimana dapat dilihat dari salinan al-Quran yang sangat indah dalam tulisan Rayhani yang ditulis atas perintah Ulyaytu dan disalin serta diperterang pada tahun 1313 oleh Abd Allah ibn Muhammad al-Hamadani.
Pendekar kaligrafi yang lain pada masa awal dinasti Il-Khan, yang dibimbing oleh Yaqut, adalah Ahmad al-Suhrawardi, yang meninggalkan untuk kita salinan al-Qur'an dalam tulisan Muhaqqaq tahun 1304. Yaqut menarik perhatian sejumlah besar muridnya, tidak hanya karena berusah me
Abad ke-13, di mana bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan pembangunan kembali di negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat serbuan Jengis Khan (1155-1227) dan pasukan Mongolnya, dan memuncak dengan ditaklukannya Bagdad oleh putranya Hulagu pada tahun 1258 dan kejatuhan terakhir kekhalifahan Abbasiyyah.
Pembangunan kembali hampir secara langsung oleh pemantapan kekuasaan Mongol, dan putera Hulagu, Abaga (1265-82), adalah penguasa pertama yang memberikan gelas Il- Khan (penguasa Suku) bagi dinasti baru tersebut.
Adalah sangat menakjubkan bahwa Islam mampu, setelah dihancurkan sedemikian rupa, bangkit kembali dan meneruskan vitalitasnya yg tak pernah berkurang. Kurang dari setengah abad setelah kehancuran Bagdad, Islam memperoleh kemenangan atas penakluknya yang kafir, sebab, tidak hanya buyut Hulagu, Ghazan (1295-1305) memeluk Islam, melainkan dia juga yang menjadikan Islam sebagai agama resmi seluruh negeri yang diperintahnya.
Ghazan menjadi seorang Muslim ya terpelajar, teguh dan membaktikan sebagian besar hidupnya demi kebesaran Islam dan kebangkitan kembali kebudayaannya. Dia memberikan dorongan yang amat besar terhadap seni Islam, termasuk kaligrafi dan penyalinan buku!
Tradisi ini dilanjutkan oleh saudara dan penggantinya Uljaytu (1306-16), yang pemerintahannya berlimpah dengan kebesaran seni dan kemajuan sastra. Dia beruntung memiliki menteri dua tokoh yang berpikiran terang, Rashid al-Din dan Sa'd al-Din, yang mendorong dia melindungi kaum terpelajar, para seniman dan ahli kaligrafi.
Di bawah kekuasaannya, seni kaligrafi dan penerangan Il-Khanid mencapai puncaknya, sebagaimana dapat dilihat dari salinan al-Quran yang sangat indah dalam tulisan Rayhani yang ditulis atas perintah Ulyaytu dan disalin serta diperterang pada tahun 1313 oleh Abd Allah ibn Muhammad al-Hamadani.
Pendekar kaligrafi yang lain pada masa awal dinasti Il-Khan, yang dibimbing oleh Yaqut, adalah Ahmad al-Suhrawardi, yang meninggalkan untuk kita salinan al-Qur'an dalam tulisan Muhaqqaq tahun 1304. Yaqut menarik perhatian sejumlah besar muridnya, tidak hanya karena berusah me
You might also like:
Label: Sejarah dan Perkembangan
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
PELUANG KARIR >>>
Dibutuhkan segera graphic designer untuk Staff Kreatif
Kualifikasi:
Usia max 25 tahun, diutamakan D3/s1 komputer/desain, menguasai sofware grafis 2D dan 3D, mempunyai cita rasa dan selera seni yang tinggi, kreatif, imajinatif, siap kerja dgn target, dan Mampu berprestasi maksimal untuk menciptakan ide-ide yang mengagumkan.
Kirimkan lamaran ke Studio NOQTAH ART Griya kampung utan no R2, Jln. WR. Supratman, Pondok Ranji Ciputat Timur atau melalui email : info@noqtahcalligraphy.com sebelum tgl 15 Okt 2010 dengan melampirkan desain yg pernah dikerjakan.
Kualifikasi:
Usia max 25 tahun, diutamakan D3/s1 komputer/desain, menguasai sofware grafis 2D dan 3D, mempunyai cita rasa dan selera seni yang tinggi, kreatif, imajinatif, siap kerja dgn target, dan Mampu berprestasi maksimal untuk menciptakan ide-ide yang mengagumkan.
Kirimkan lamaran ke Studio NOQTAH ART Griya kampung utan no R2, Jln. WR. Supratman, Pondok Ranji Ciputat Timur atau melalui email : info@noqtahcalligraphy.com sebelum tgl 15 Okt 2010 dengan melampirkan desain yg pernah dikerjakan.
TAG SITE >>>
Agenda Pameran (1) Arsitektur Islam (1) Artikel (14) Berita dan Informasi (9) Buku Kaligrafi (8) calligraphy style (20) Kaligrafi Event (11) Liputan Khusus (10) Perlengkapan Kaligrafi (1) Produk Baru (1) Sejarah dan Perkembangan (4) Tokoh Kaligrafi (11) Tutorial (1)
CALLIGRAPHY SITE >>>
BENTUK KALIGRAFI >>>
Sulus Mutanazir
Mutanazir artinya saling pantul. Dinamakan pula kaht Sulus Mir’at alias cermin. Dinamakan Mutanazir atau Mir’at karena yang berada disamping kanannya memantul kesampng kiri, sehingga seakan diantara kedua sisis tersebut ada cermin.
Read More >>>
Mutanazir artinya saling pantul. Dinamakan pula kaht Sulus Mir’at alias cermin. Dinamakan Mutanazir atau Mir’at karena yang berada disamping kanannya memantul kesampng kiri, sehingga seakan diantara kedua sisis tersebut ada cermin.
Read More >>>
1 komentar:
Link ke posting ini